Contact us on (0322) 322356

Detail

Seri Kutbah Jumat : Bukankah Rasul diangkat untuk memberbaiki akhlak dan perilaku manusia

Alhamdulillah, kita masih diberikan kenikmatan  yang luar biasa yaitu nikmat iman dan takwa kepada Allah dan semoga kita semakin bertaqwa dan semakin bersyukur dengan nikmat yang selalu diberikan Allah kepada kita semuanya..aamiin.

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dengan keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar kamu bersyukur" (QS. 16:78).

Ini sebagai peringatan kepada kita semuanya agar kita semuanya sadar betul bahwa kita sama semuanya saat kita dilahirkan, sehingga tidak ada yang patut kita sombongkan, tetapi kita semuanya harus mampu mempertanggungjawabkan apa yang sudah diberikan Allah kepada kita semuanya :

1. Pendengaran, merupakan piranti indera yang pertama dalam memperoleh ilmu dan ilmu pengetahuan, "(yaitu : mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah yang mempunyai akal sehat" (QS. 39:19). Maka selalu lah mendengar yang baik-baik untuk kita diharapkan nanti juga berprilaku yang baik, karena semuanya dimulai dari pendengaran.

2. Penglihatan, ada dua arti antara mata secara nyata yaitu mata kita dan juga ada mata hati, maka antara mata fisik dan "mata hati" harus benar-benar sesuai, artinya : antara perbuatan yang kita lakukan dan penilaian dari "mata hati" harus sesuai, kalau misalnya yang dilihat A, seharusnya penilaian mata hati kita juga harusnya A, begitu juga dengan lainya. Wallahualambishawwab.

3. Hati Nurani, ini adalah muara dari pendengaran dan penglihatan, "Sesungguhnya dalam jasad manusia terdapat segumpal darah, jika rusak maka rusaknya semuanya dan jika baik maka baiklah semuanya, ingatlah bahwa segumpal darah itu adalah hati" (HR. Bukhari-Muslim), hati nuranilah penentu keputusan manusia dan hati nuranilah penuntun kebaikan dan kebenaran itu..wallahualambishawwab.

Intinya dari ulasan tersebut diatas harus ada pada diri kita bagaimana kita memanajemen pertanggungjawaban dengan apa yang sudah di berikan Allah kepada kita baik itu pendengaran, penglihatan dan hati nurani kesemuanya harus berjalan seiring sejalan sehingga mampu membentuk akhlak yang terejawantahkan dalam perilaku kita yang baik dan benar, bismillah.

 Semuanya akan dipertanggunjawabkan di hari akhir kelak dan semoga kita mampu untuk menggunakan pendengaran, penglihatan dan hati nurani kita secara bertanggungjawab..bismillah.

Dalam konteks psikologi, Sigmund Freud, menyampaikan bahwa pembentuk sifat, kepribadian dan perilaku manusia terdiri atas Id, Ego dan Super Ego.

Id : mengenal kebutuhan alamiah manusia, dan id ini bekerja dalam prinsip kesenangan dan mencari kepuasan secara instan terhadap keinginan dan kebutuhan manusia.

Ego : Cara menghadapi realita, ego mengerti orang lain juga memiliki kebutuhan dan keinginan, sehingga janganlah kita egois dengan tidak mempedulikan keinginan dan kebutuhan oranglain.

Super Ego : aspek moral yang diterima secara sosial, yang lebih didasarkan pada nilai moral dan yang lebih bisa menilai tentang benar dan salah.

Ketiga komponen kepribadian itu harus seiring sejalan untuk membentuk kepribadian yang mantap dan positif sehingga dalam konteks kehidupan kita mampu untuk benar-benar mengejawantahkan karakter dan akhlak serta perilaku yang baik dalam kehidupan, bismillah.

Bukankah Rasul diangkat untuk memberbaiki akhlak dan perilaku manusia?

Kita mempunyai Id yang memang kadang mempunyai prinsip kesenangan dan harus memenuhi keinginan dan kesenangan itu secara instan, tetapi Ego menilai secara kenyataan apakah Id kita bisa untuk dilaksanakan apa tidak, dan pertimbangan terakhir adalah super ego dimana super ego inilah yang paling dekat dengan hati nurani, dan hati nurani inilah yang menuntun kebaikan dan kebenaran, tergantung bagaimana kita..apakah kita akan lebih dominan untuk mengikuti hati nurani kita ataukah kita lebih mementingkan ego kita berdasarkan Id kita tanpa mempertimbangkan hati nurani, sehingga kita bisa dikatakan orang yang egois??? Wallahualambishawwab.

(Khutbah Jumat Masjid Kibagus Hadikusumo Universitas Muhammadiyah Lamongan, 03 September 2021).

Ustadz Rofi' Munawar, Lc